Batu Bacan (chrysocolla) adalah batu permata asli dari Pulau Kasiruta, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Dinamakan begitu karena Pulau Bacan menjadi muasal keberadaan batu ini. Batu bacan sudah ada sejak tahun 80 silam namun memang pesona batu bacan mulai naik sejak tahun 2010 lalu dan puncaknya pada tahun 2013 batu bacan mulai dikenal oleh masyarakat.
Demam batu akik yang melanda masyarakat Indonesia membuat batu bacan semakin laris dipasaran hingga stok bahan yang tersedia semakin menipis dan alhasil banyak bacan muda yang dijual dipasaran.
Bacan Doko adalah batu bacan yang laris dipasaran, masyarakat banyak berburu batu bacan doko ini karena memang bacan doko mempunyai warna yang bervariasi dan juga cepat dalam proses kristal nya dibanding bacan lainnya.
Sedangkan satu lagi adalah bacan palamea, sama seperti bacan doko jenis batu in juga mempunyai warna yang indah hijau muda dengan corak hitam ciri khas bacan, namun
bedanya bacan doko dan palamea adalah jika bacan doko kandungan kapurnya tidak banyak jika bacan palamea sangat banyak kandungan kapurnya sehingga batu akan terlihat pucat setelah dibentuk dan proses kristalnya lebih lama dibanding bacan doko.
Seiring dengan bertambahnya lokasi penambangan batu bacan maka banyak pula bermunculan batu bacan terbaru dengan warna dan keindahan yang bervariasi. Jika anda kolektor bacan maka anda harus tau
Jenis-Jenis Batu Bacan berikut ini.
1.
Bacan Doko, Ciri Khas berwarna hijau cincau dengan corak hitam, dan juga bacan doko memiliki beberapa jenis warna seperti hijau telor asin, hijau muda, hitam, dan juga hijau kebiruan.
2.
Bacan Palamea, Ciri Khas Hijau Telor Asin dengan corak hitam, biasanya memiliki warna lebih pucat dari bacan doko
3.
Bacan Obi, Ciri Khas berwarna merah, kuning, oranye.
4. Bacan Garut, Bacan Sukabumi, Bacan Kalimantan, Bacan Aceh, dan banyak lagi temuan bacan baru, namun tetap kualitas lebih bagus bacan No 1, 2 dan 3
Sekian informasi mengenai
Jenis-Jenis batu bacan, semoga informasi ini bermanfaat bagi para kolektor bacan sekalian, tetap cintai bumi ini semakin banyak batu bacan baru maka bumi semakin rapuh karena banyaknya lokasi penggalian, biarkan alam memproses dengan caranya sendiri, mungkin puluhan tahun kedepan akan tumbuh batu bacan baru yang berkualitas.